Rabu, 28 September 2016

virus zika



Data hingga saat ini menyebutkan sudah terdapat 18 negara – yang kebanyakan terletak di kawasan Amerika Latin dan Karibia antara lain : Brasil, Barbados, Kolombia, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname dan Venezuela, yang melaporkan adanya kasus infeksi virus Zika ini. 

Meski saat ini virus Zika belum “menyerbu” Indonesia, namun pihak berwenang menghimbau agar masyarakat Indonesia tetap mewaspadai terhadap kemungkinan terinfeksi dan terjadinya wabah virus Zika. Karena ketika terjadi, akibatnya tidak bisa dipandang sebelah mata. 
Terutama, diduga kuat akan sangat berdampak pada wanita yang sedang hamil. 
Sedangkan hingga saat ini, vaksin dan obat untuk virus Zika ini memang belum ada. 

● Apa itu virus Zika ? 
Virus Zika yang menyebabkan Penyakit Zika sebenarnya pertama kali diketahui pada sekitar tahun 1950, terjadi di daerah khatulistiwa Afrika dan Asia. 
Virus Zika adalah merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus. 
Sebagaimana virus yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah ( DBD ), virus Zika dibawa dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. 

Di saat nyamuk Aedes yang membawa Virus Zika ini menggigit dan kemudian menginfeksi, maka dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan demam Zika atau penyakit Zika. 
Menurut penelitian, demam Zika atau Penyakit Zika ini memiliki keterkaitan dengan demam kuning dan virus Nil Barat yang dibawa oleh flavivirus bawaan artropoda yang lain. 

Pada 2014, virus Zika diketahui menyebar ke timur, melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke Pulau Paskah. 
Kemudian pada tahun 2015, virus ini menyebar ke Amerika Tengah, Karibia. 
Pada awal tahun 2016 ini, virus Zika telah menyebar ke wilayah Amerika Selatan dam menjadi wabah besar. 

Hingga akhirnya CDC atau Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit negara Amerika Serikat mengeluarkan panduan perjalanan yang menuju negara-negara yang telah tejangkit wabah virus Zika. 
Termasuk panduan untuk langkah pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda kehamilan bagi wanita. CDC juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan (Level 2-Praktek Peningkatan Kewaspadaan) bagi orang-orang yang bepergian ke daerah dan negara tertentu di mana penularan virus Zika sedang berlangsung. 

Description: apa itu virus zika

Badan kesehatan dari beberapa negara lainnya juga telah mengeluarkan peringatan yang serupa. 
Sebagai contoh, pada bulan Mei 2015, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) telah mengeluarkan peringatan konfirmasi infeksi virus Zika ini di Brasil. 
Wabah virus Zika di negara Brasil dilaporkan hingga menyebabkan Sindrom Guillain Barre dan menyebabkan wanita yang sedang hamil melahirkan bayi dengan cacat lahir dan kualitas kehamilan yang buruk. 

● Penyebaran dan penularan Virus Zika 
Diketahui Virus Zika ini penyebaran dan penularannya dibawa melalui gigitan Aedes Aegypti., nyamuk yang sama yang menularkan virus penyakit demam berdarah dan penyakit Chikkungunya. 

Description: nyamuk aedes pembawa virus zika

Nyamuk Aedes ini memiliki kebiasaan bertelur di dan dekat air yang tergenang, seperti ember, mangkuk, piring hewan, pot bunga dan vas. 
Nyamuk Aedes ini lebih agresif menggigit mangsa di siang hari. 
Ketika nyamuk yang telah membawa dan terinfeksi virus Zika ini “mencari makan “ dan menggigit orang, maka virus Zika dengan serta merta dapat masuk dan menginfeksi orang yang tergigit. 

Meski infeksi virus Zika dianggap berbahaya bagi wanita hamil, dimana seorang ibu yang sudah terinfeksi virus Zika di saat dekat waktu persalinannya diduga kuat dapat menularkan virus Zika kepada bayinya di saat waktu kelahiran, namun sejauh ini kasus seperti ini sangat jarang terjadi. 
Demikian pula, belum terdapat laporan tentang adanya bayi yang terinfeksi virus Zika melalui ASI yang dikunsumsinya. Karena itu, ibu-ibu tetap disarankan untuk tetap menyusui bayinya, bahkan di daerah di mana virus Zika ditemukan. 

Dugaan lain yang juga masih dipelajari secara mendalam tentang penularan virus Zika adalah dimungkinkan dapat terjadi melalui proses transfusi darah dari pasien yang telah terinfeksi atau melalui kontak seksual. 
Hal ini disebabkan karena adanya satu laporan dari kemungkinan penyebaran virus Zika tersebut melalui transfusi darah dan satu laporan dari kemungkinan penyebaran virus melalui kontak seksual. 

● Gejala infeksi virus Zika 
Pada orang yang telah tergigit dan terinfeksi virus Zika, diketahui 1 dari 5 orang yang telah terinfeksi oleh virus Zika ini menjadi sakit, disebut penyakit Zika atau demam Zika
Gejala yang paling umum dari penyakit Zika adalah : 
- Demam tubuh 
- Munculnya ruam pada kulit 
- Rasa nyeri pada sendi 
- Konjungtivitis atau kondisi mata yang menjadi merah. 
- Sakit pada otot 
- Sakit kepala 

● Masa inkubasi virus Zika
Masa inkubasi atau waktu paparan gejala dari penyakit virus Zika hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun diduga, mungkin terjadi dalam beberapa hari sampai satu minggu. 
Sebab gejala yang terjadi biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu. 
Virus Zika berada dalam darah orang yang telah terinfeksi selama beberapa hari, tetapi dapat ditemukan lagi pada beberapa orang. 
Selama minggu pertama infeksi, virus Zika dapat ditemukan dalam darah dan diteruskan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk lain melalui gigitan nyamuk. 
Nyamuk yang telah terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lainnya. 
Penyakit Zika bisa dianggap sebagai “penyakit ringan”, sebab pasien yang menderita penyakit Zika ini cukup jarang yang ditemui dalam keadan parah dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. 
Demikian pula, yang hingga menyebabkan kematian juga masih jarang ditemukan. 

● Diagnosa untuk penyakit Zika 
Secara umum gejala yang ditunjukkan oleh penyakit Zika memang sangat mirip dengan gejala penyakit demam berdarah ( DBD ) atau penyakit Chikungunya. Sebab ketiga virus penyebab penyakit ini memang dibawa dan disebar dan ditularkan oleh nyamuk yang sama. 
Karena gejalanya yang memang mirip tersebut, penyakit Zika cukup sulit untuk dapat “terbaca” oleh orang awam. 
Cara yang paling aman dan pasti untuk mendiagnosa penyakit Zika ini adalah dengan memeriksakan diri ke dokter atau ahli medis. 
Dimana dokter atau medis selanjutnya akan melakukan tes darah untuk memastikan terjadinya infeksi virus Zika ini. 

● Pengobatan untuk penyakit Zika 
Meski penyakit Zika ini dikategorikan sebagai “penyakit ringan” namun yang menjadi masalah adalah baik vaksin maupun obat untuk penyakit Zika ini belum ada. Baik untuk mengobati atau mencegah infeksi virus Zika. 
Karena itu untuk menangani pasien yang menderita penyakit Zika ini, yang dapat dilakukan adalah dengan mengobati gejalanya. 
Beberapa langkah pengobatan penyakit Zika yang disarankan adalah : 
- Cukup beristirahat 
- Banyak minum air putih untuk mencegah kemungkinan terjadinya dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ) 
- Bisa digunakan obat-obatan yang berfungsi untuk meringankan demam dan sakit, misalnya obat jenis Acetaminophen atau parasetamol. 
- Sangat tidak disarankan untuk mengkonsumsi Aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti ibuprofen dan naproxen. 
Obat Aspirin dan NSAID harus dihindari untuk mengurangi risiko kemungkinan terjadinya perdarahan. 

● Pencegahan penyebaran virus dan penyakit Zika ( demam Zika ) 
Satu hal yang patut selalu diingat. Hingga saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah penyakit virus Zika (demam Zika). Karena itu tindakan-tindakan untuk pencegahan secara dini untuk mengantisipasi penyebaran virus dan penyakit Zika ini sangat disarankan. 
Beberapa langkah Pencegahan penyebaran virus dan penyakit Zika ( demam Zika ) yang dapat dilakukan antara lain : 

- Sedapat mungkin menghindari dari gigitan nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegypti, yang biasanya akan sangat aktif menggigit di siang hari. 

- Disarankan untuk menggunakan penolak serangga. 
Penolak atau pengusir seranggga yang mengandung DEET, Picaridin, IR3535, dan beberapa minyak lemon Eucalyptus dan dari produk para-mentana-diol diketahui dapat memberikan perlindungan tahan lama. Namun produk yang mengandung minyak lemon Eucalyptus tidak disarankan digunakan pada anak yang berusia di bawah tiga tahun. 

- Jika anda termasuk orang yang menggunakan produk tabir surya ( sunscreen protection), cara penggunaannya adalah gunakan tabir surya terebih dulu, baru kemudian gunakan produk penolak serangga. 

- Jangan menyemprotkan obat nyamuk pada kulit di bawah pakaian. 

- Jika lingkungan anda positif terkena wabah virus Zika, sangat disarankan untuk membersihkan pakaian ( dan juga kain-kain yang digunakan ) dengan Permethrin. 

- Mengenakan pakaian – baju, kemeja atau celana – yang panjang akan menjadikan anda relatif lebih aman dari gigitan nyamuk. 

- Pasang kasa atau kawat pencegah nyamuk pada ventilasi rumah 

- Bila memungkinkan, gunakan AC
- Buang dan kosongkan tempat dan wadah yang dapat menyebabkan genangan air 

- Lakukan pula langkah-langkah yang sama seperti langkah pencegahan nyamuk demam berdarah. 

- Sebagai tindakan pencegahan lainnya adalah untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sedang terkena wabah virus Zika. Setidaknya menundanya beberapa saat hingga wabah bisa benar-benar teratasi.






I. Mikroorganisme Dalam Air
a. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air
Air tanah mengandung zat organik dan zat anorganik yang merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Yang mana zat anorganik diperlukan oleh mikroorganisme autotrof dan zat organik diperlukan oleh mikroorganisme heterotrof. Temperatur juga menentukan populasi dalam air. Temperatur pada 30 C baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia.
Sinar matahari terutama sinar U.V dapat mematikan bakteri tetapi daya tembusnya sinar U.V kedalam air tidak seberapa.
Air sumur (tergantung pada lingkungan) umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes kedalam tanah telah tersaring oleh lapisan yang dilewatinya.

b. Air sebagai wahana penyakit menular
Di Indonesia yang beriklim tropis merupakan temperatur optimum sepanjang tahun. Air dialam terbuka selalu mengandung mikroorganisme termasuk bakteri patogen, meskipun bakteri patogen itu umumnya tidak bertahan lama didalam perairan bebas namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana berbagai penyakit seperti Disentri, tiphoid dan kolera.
Beberapa bakteri patogen yang dapat dibawa oleh air adalah :
- Salmonella typhosa : penyakit typhoid
- Salmonella paratyphi (A,B,C) : penyakit paratypoid
- Shigella dysentriae : disentri
- Vibrio comma : kolera
- Clostridium tetani : tetanus

II. Mikroorganisme Dalam Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik, bakteri diudara sebagai kontaminan yang tersebar diudara melalui butir-butir debu / residu tetesan air ludah yang kering.
Daya tahan jasad renik di udara :
Jasad renik yang terbawa debu dan inti tetesan akan kehilangan daya tahan dalam udara. Pada umumnya jasad renik diudara (misal : Mycobacterium tuberculosis) lebih tahan keadaannya daripada jasad renik yang biasa terdapat dalam air misal E.coli.

III. Mikroorganisme Dalam Air Susu
a. Macam bakteri yang terdapat di dalam air susu
Bakteri yang hampir selalu ada didalam air susu adalah bakteri penghasil asam susu yang kebanyakan dari familia Lactobacteriaceae terutama Streptococcus lactis terdapat dalam jumlah besar pada suhu 37-50 C yang dapat menguraikan laktosa menjadi asam susu.
Lactobacillus lactis, Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes juga memfermentasi laktosa. Bakteri juga menghasilkan CO2 , H dan asam organik yang mengganggu mutu air susu.

b. Saprobakteri
Adanya bakteri yang menguraikan protein dapat menyebabkan busuknya air susu, misal : Proteus, Bacillus, Clostridium, Sarcina yang mana pertumbuhan spesies-spesies tersebut dihambat asam susu yang dihasilkan karena kegiatan bakteri lain.
Susu yang berlendir mengandung Alcaligenes viscolactis dan beberapa spesies yang biasa ada di dalam usus besar. Susu berwarna biru disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea (berbiak cepat setelah air susu asam). Susu berwarna merah disebabkan oleh Serratia marcesceus atau spesies lain yang sejenis.

c. Bakteri Patogen
Air susu yang kemasukkan bibit penyakit menular merupakan sumber epidemi yang perlu pengawasan kesehatan lembu dan kesehatan pekerjanya. Bakteri patogen yang ada antara lain : Mycobacterium tuberculosis tipe bovine /human, Brucella abortus, Brucella melitensis, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus.
Penularan penyakit tersebut dapat dicegah dengan melakukan Pasteurisasi yang cermat dan jangan minum air susu yang masih mentah. Usaha pemerintah untuk mengamankan air susu adalah mengadakan pengawasan terhadap kebersihan kandang, kesehatan lembu, cara-cara memerah dan menjual air susu.

IV. Mikroorganisme Dalam Makanan
Bakteri Perusak Makanan :
Bakteri yang tumbuh didalam makanan mengubah makanan menjadi zat-zat organik yang berkurang energinya. Hasil metabolisme spesies-spesies tertentu digemari oleh manusia, misal : Sacharomyces cerevisiae menghasilkan alkohol, Acetobacter menghasilkan cuka.
Tetapi ada beberapa spesies yanh hasil metabolismenya merupakan eksotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila masuk pencernaan berupa gejala keracunan seperti sakit perut, muntah-muntah dan diare.
Beberapa bakteri dapat tumbuh serta berkembang biak dengan biakannya, jika Makanan yang dihinggapinya mempunyai pH, kelembaban dan temperatur yang menguntungkan bagi kehidupannya. Toksin yang dihasilkan dapat berupa enterotoksin yang mengganggu alat pencernaan atau berupa neurotoksin yang mengganggu urat syaraf.
Toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum mengganggu syaraf tepi. Dikenal racun Botulinum tipe A,B,C,D,E. Diduga Colstridium welchii dan Clostridium perfringens juga menghasilkan botulinum. Staphylococcus aureus menghasilkan toksin stapfilolisin yang menyebabkan gangguan perut. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan toksin asam bongkrek pada tempe bongkrek.
Makanan merupakan perantara yang baik bagi menularnya bakteri patogen misal : Disentri, tiphoid, kolera dsb. Dapat berjangkit pada seseorang setelah memakan makanan yang mengandung bibit penyakit. Adanya vektor seperti lalat, semut dan serangga lainnya dapat membawa bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhosa, Vibrio comma dsb.

V. Mikroorganisme Dalam Tanah
Tanah Sebagai medium :
Komponen-komponen anorganik dan organik merupakan substrat atau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan populasi campuran :
1. Protozoa : Amoeba, Flagellata, Ciliata.
2. Bakteri : Clostridium, Rhizobium dsb.
3. Algae : Algae biru, Algae hijau dan Diatom
4. Jamur : Tingkat rendah (jamur lendir, berbagai ragi) dan Rhycomycetes dan Ascomycetes.
Pada umumnya mikroorganisme tsb lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik. Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.
Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces.


EFEK LINGKUNGAN PADA KUMAN
Faktor-faktor lingkungan yang paling mempengaruhi populasi kuman yaitu : Kadar anaerob, suhu, adanya laktosa sebagai gula utama dan pH.

-Efek kuman pada susu
1. Menjadi asam
Susu mentah / dipasteurisasi akan asam bila disimpan lama, terutama akibat pembentukan asam laktat (S.lactis / Lactobacillus). Banyak hasil susu yang sengaja dibuat menjadi asam (pembuatan susu mentega), mentega krim asam, yoghurt dan keju.
Bila E.coli atau E.aerogenes berkembang biak terjadi peragian campuran terdiri asam dan Butilen glikol yang kadar keasaman lebih sedikit daripada kuman asam laktat tetapi menghasilkan pembentukan gas dan bau-bau yang tidak enak.
2. Peragian abnormal
Semua perubahan yang disebabkan aktivitas jasad renik yang lain daripada menjadi asam misal : Gas pada golongan ragi / kuman ; pigmen pada kuman berpigmen ; Gum ; Sekresi renin (enzim koagulasi protein)

Pengendalian kuman dalam susu
A. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui susu
Ada 2 kelompok :
- Penyakit yang ditularkan melalui binatang
- Penyakit yang ditularkan orang terkena infeksi

1. Penularan dari binatang.
- Tuberculosa dan demam bolak-balik (Brucella)
- Infeksi Streptococcus golongan A, Salmonella, Staphylococcus aureus, Coxiella burnetti (demam Q) , kuman dapat dikeluarkan dari ambing langsung kedalam susu dengan mencapai kepadatan 103 / ml atau lebih.

2. Penularan dari orang yang terkena infeksi
- Susu yang tidak ditangani secara bersih setiap waktu dapat tercemar oleh debu / droplet yang mengandung kuman patogen.
- Kemungkinan besar infeksi langsung dari pekerja susu yang sakit.
- Penyakit yang sering ditularkan melalui susu yang tercemar adalah demam tifoid, Salmonellosis, Disentri, TBC, infeksi Streptococcus, Hepatitis infeksiosa.

B. Pengendalian Kuman Patogen dalam susu
- Pasteurisasi pada suhu 62 C selama 30 menit.
- Beberapa hasil susu dapat disimpan dalam lemari pendingin lebih lama, bila sebelumnya dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk waktu yang sangat singkat (UHT) misal : 138 C selama 2 detik.

C. Standar Keamanan
Cara untuk menentukan apakah susu telah dipasteurisasi dengan baik adalah test Fosfatase. Penentuan kuantitatif aktivitas enzim Fosfatase dalam susu karena enzim lebih resisten daripada kuman patogen terhadap pasteurisasi. Susu juga dianalisa terhadap Koliform : MPN

MAKANAN
Sifat Lingkungan dan Populasi Kuman
a. Daging
Bagian dalam dari daging utuh biasanya steril kecuali bila binatang terinfeksi, Namun permukaan tercemar debu / penanganan pekerja, setiap jenis kuman yang dapat hidup pada organisme dapat ditemukan, termasuk yang berasal dari tanah, kotoran hewan dan manusia.
b. Daging Giling
Proses menggiling memasukkan kontaminan permukaan kedalam bagian dalam daging. Jumlah kuman pada daging giling begitu banyak mencapai jumlah 10 juta kuman / gram (jumlah maksimum).
c. Ikan
Secara umum sama dengan yang ada pada daging utuh tetapi populasi kuman banyak halofilik dan Psikrofilik dari laut. Fosforesensi ikan yang membusuk karena pertumbuhan kuman laut yang bercahaya pada permukaan (Achromobacter).
d. Kerang-kerangan
Tercemar pada masa penangkapan dan penjualan tetapi sebenarnya sudah mengandung kuman dari laut.
e. Buah-buahan dan Sayuran
Sayuran mudah tercemar permukaannya oleh kuman tanah. Buah-buahan mendapat kuman dari debu dan tangan-tangan pemetik. Jumlah sel kuman yang mengotori permukaan buah-buahan dan sayuran sangat luas variasinya. Misal :
– Permukaan daun sayuran yang tidak dicuci, jumlah kuman dapat setinggi 2 x 106 /g
– Permukaan tomat yang belum dicuci pernah ditemukan : 5 x 103 / cm. Pada tomat yang sudah dicuci : 4 – 7 x 102/ cm.
f. Telur
Kuman-kuman dapat masuk kedalam telur melalui ovarium / saluran telur yang terkena infeksi, bagian dalam telur biasanya steril. Permukaan telur segera tercemar setelah peneluran. Penetrasi dicegah oleh lapisan kering seperti getah pada permukaan. Kuman berasal dari tanah dan kotoran.
g. Roti
Tepung terigu pembuat roti mengandung KH polisakarida dan protein, lemak (ditambahkan dalam bentuk shortening). Hidrolisa polisakarida oleh sel ragi dan hidrolisa protein oleh enzim dalam tepung terigu merupakan campuran ideal bagi pertumbuhan kuman. Proses memanggang mematikan kuman tetapi tidak spora pada Bacillus, Clostridium dan jamur. Yang akan bertahan dan tumbuh menjadi biakan baru kecuali bila ditambahkan zat-zat pengawet.


-Efek lingkungan terhadap populasi kuman
Yang paling mempengaruhi pertumbuhan kuman adalah pH, air, potensial redoks, suhu, faktor-faktor yang memungkinkan penetrasi dan otolisa (mengakibatkan pencernaan polisakarida, protein dan lemak sehingga lebih mudah ditumbuhi kuman). Kadar cairan dari jenis-jenis makanan merupakan pembatasan yang utama bagi pertumbuhan kuman.

-Efek kuman pada makanan
Bakteriologi makanan dipusatkan pada pembusukan makanan dan penularan penyakit. Pembusukan adalah suatu proses yang menyebabkan makanan tidak pantas lagi untuk disantap oleh manusia. Bau-bau dan rasa tidak enak dihasilkan oleh kuman putrefactive, Jamur, beberapa jenis kuman yang menghasilkan lendir.

-Pengendalian kuman dalam makanan
Pencegahan Pembusukan dengan tindakan pengawetan :
1. Penyinaran dengan Sinar UV akan mengurangi pencemaran permukaan bahan makanan. Penyinaran dengan sinar gamma lebih efektif untuk memperpanjang masa simpan
2. Suhu rendah
3. Pengeringan
4. Panas pada suhu 121 C selama 15 menit untuk mematikan spora tahan panas.
5. Garam, konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan kuman tidak dapat tumbuh.
6. Gula, gula konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmotik yang terlalu tinggi untuk kebanyakan kuman, meskipun jamur masih dapat hidup.
7. Pengasapan
8. Pengawetan kimiawi
9. Asam

© Pengendalian Kuman dalam Air
Berhubungan dengan tindakan sanitasi. Ada 3 masalah dihadapi :
- Sanitasi air minum
- Sanitasi kolam renang
- Penyaringan air kotor

A. Sanitasi Air Minum
Persediaan air minum dikota-kota besar dengan disaring dan diberi klor 0,5 bagian klor bebas untuk 1 juta bagian air yang dapat mematikan kuman patogen enterik. Sebelum diberi klor, sebagian besar kuman biasanya sudah dibuang dengan penyaringan melalui lapisan pasir.

B. Sanitasi kolam renang
Kecepatan pertukaran jasad renik patogen antara orang-orang di kolam renang, maka sanitasi kolam renang penting, hal ini dapat diatasi dengan mempertahankan konsentrasi klor bebas 0,5 bagian untuk tiap satu juta bagian. Kuman Staphylococcus bertahan lama daripada Koliform.

C. Penyaringan Air kotor
1. Penyaringan
2. Pembentukan endapan
3. Pencernaan Sludge
4. Pembuangan supernatan
  •  
  •  
  •  

Related Posts


0 komentar:

Cari Blog Ini

ALAM SEBAGAI AGEN PENYEBARAN PENYAKIT

Mikroba terdapat dimana-mana di sekitar kita ada yang menghuni tanah, air, dan udara. Studi tentang mikroba yang ada di lingkungan alamiahnya disebut ekologi mikroba. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi mengenai hubungan organism atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
Ekologi mikroba sangat berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Bagian dari mikrobiologi yang mempelajari tentang peranan mikroorganisme di dalam lingkungan adalah mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang dimaksud terutama terdiri dari air, udara, dan tanah. Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam lingkungan air. Peranan mikroba dalam air dapat dipakai dalam bidang kesehatan, bidang pertanian, bidang peternakan, bidang industri, bidang pengairan, bidang pengolahan air. Mikrobiologi tanah adalah bagian disiplin mikrobiologi yang mempelajari kehidupan, aktivitas, dan peranan mikroorganisme di dalam tanah. Cabang dari mikrobiologi yang lain adalah mikrobiologi udara, cabang ilmu ini memmpelajari tentang kehidupan dan peranan mikroba di udara.
Udara bukan merupakan habitat asli dari mikroba, tetapi udara sekeliling kita sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis mikroorganisme dalam jumlah yang beragam. Peran udara dapat juga sebagai sarana infeksi nosokomial (infeksi rumah sakit). Bidang-bidang terapan dari mikrobiologi udara adalah pada bidang kesehatan, bidang industry, ruang angkasa, dan lain-lain. Dilihat dari hal diatas, jelaslah bahwa mikrobiologi lingkungan merupakan salah satu bidang mikrobiologi terapan. Sebagai ilmu terapan, maka secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya berperan dalam lingkungan hidup, yang terutama terdiri dari tanah, air, dan udara. Bahkan perananan mikroba dalam lingkungan hidup pada saat sekarang adalah sebagai jasad yang secara langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lingkungan; dan juga baik jasad yang secara langsung maupun secara  tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan.
A. Penyebaran Penyakit Melalui Udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara  terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Jenis dan Distribusi Mikroba di Udara
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Belum ada mikroba yang habitat aslinya di udara. Pada sub pokok bahasan sebelumnya mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
1.  Mikroba di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis.
Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
2.  Mikroba di dalam Ruangan
Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung patogen.  Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Udara
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan. Ada peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -18° C sampai 49o C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza, polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 7-24° C. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme. Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara. Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi.
Contoh Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara
  1. Tuberkulosis atau TBC
Description: https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/penyakit-tbc-276x300.jpg?w=570
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
2. Meningitis
Description: https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/askep-meningitis.gif?w=570
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan.
3. Flu Burung
Description: https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/index.jpg?w=570
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
4. Pneumonia
Description: https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/pneumonia_anatomy.jpg?w=300&h=288
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Pengendalian penyakit yang terbawa udara
1) Imunisasi
Description: https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/imunisasi.jpg?w=300&h=225
Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan sejak dini
2) Pengubahan kandungan jasad penyebab infeksi di udara dengan penyaringan, sterilisasi atau pengenceran. Penyaringan udara yang diputar ulang dengan mengalirkan jumlah udara melalui penyaring dengan memerlukan sistem ventilasi komplek ditambah penggunaan energi yang besar. Teknik pengendalian di udara dengan pengenceran dengan melakukan penggantian udara dalam dengan udara luar secara terus-menerus. Terdapat juga metode untuk mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu :
a)  Metode sinar ultraviolet
Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak mata sehingga sinar harus diarahkan ke langit-langit
b)  Metode aliran udara satu arah
Digunakan di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal untuk pemanasan atau pengaturan udara
c)  Metode sirkulasi ulang, udara tersaring
Digunakan di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering diganti.
d)  Metode pembakaran
Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat organisme yang menginfeksi sedang dipindahkan (Volk and Wheeler, 1989).
Upaya untuk membebaskan udara dalam ruangan dari mikroba
Saat ini telah banyak dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba.
B. Penyebaran Penyakit Melalui Air
Jenis dan Distribusi Mikroba di Air
Kelompok kehidupan yang terdapat di air terdiri dari bakteri, jamur, mikroalga, protozoa, dan virus, disamping itu ada juga sekumpulan hewan atau tanaman air lainnya yang tidak termasuk mikroba.
Mikroba yang ada di perairan dalam dan sungai
Bakteri flora pada permukaan perairan lebih banyak daripada perairan subterania. Komposisinya tergantung dari suplai nutrien-nutrien dalam air. Jumlah bakteri tanha yang terikut air biasanya masih cukup tinggi misalnya, Azotobacter choroococum, dan bakteri pengurai nitrit, Nitrosomonas europeae dan Nitrobacter winogradskyi.
Suingai-sungai membawa lebih banyak atau lebih sedikit limbah yang membawa bakteri tergantung limpahan limbah yang terbuang. Contoh yang menarik adalah bakteri intestinal Escherichia coli, yang dinamakan strain Koliform dan Salmonella patogenik sebagai penyebab demam tifoid. Danau mata air masih mengandung banyak bakteri dari sumber mata air; penambahan bakteri tergantung dari faktor fisika dan faktor kimia. Determinasi jumlah total bakteri dengan cara hitungan langsung di sungai memberikan gambaran jumlah yang tidak tentu tergantung dari hidrografi. Misalnya, 352.000-9.800.000 per ml air, di sungai Rio Negro Brazilia berjumlah 200.000-300.000 per ml air, dan di sungai Dalvin Slovakia berjumalah 1.194.400 per ml air.
Distribusi pada danau dan laut
Mikroflora danau dipengaruhi oleh mikroflora sungai. Bakteri batang non spora mempunyai jumlah terkecil pada zona iklim temperate dan boreal; dan memiliki proporsi relatif terbesar pada danau eutrofik. Bakteri berspora memiliki jumlah lebih dari 10%. Pada danau mesotrofik, jumlah bakteri berspora lebih besar; dan kemungkinan  terdiri 20-25% dari semua bekteri saprofitik. Bakteri pada danau-danau bergaram, mayoritas baklteri yang hidup di danau bergaram dengan kadar garam tinggi yang dinamakan bentuk halofilik. Kebanyakan organisme halofifilik ekstrem dapat berkembang secara optimal dengan kadar garam 20-30%. Misalnya: Halobakterium dan Halococcus. Bakteri laut, hampir semua bakteri laut adalah halofilik, yakni dengan memerlukan NaCl untuk perkembangannya yang optimal. Kebanyakan bakteri laut adalah motil, spora tidak pernah terbentuk pada bakteri laut. Contohnya: Bacillus dan Clostridium. Bagian besar dari laut adalah laut dalam. Pada daerah ini bakteri barofilik dan bakteri barotoleran berperan penting. Akan tetapi, kadang-kadang pada daerah permukaan bakteri barofilik juga ditemukan dengan kebiasaan hidup dengan tekanan di atas 100 atm.
Jumlah total yang pernah di observasi dari Teluk Kiel bejumlah antara 682 juta sampai 2.300 juta  per cm3 dengan kedalaman 12-14 meter yang kemudian diobservasi dengan mikroskop fluoresensi. Sebanyak 49-64% didapatkan dari permukaan dan 36-51% yang hidup bebas dalam interstitial air.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Air
Banayak faktor yang mempengaruhi penyebaran mikroba di dalam air. Diantaranya; a) faktor abiotik, seperti cahaya, temperatur, tekanan, turbiditas, konsentrasi ion hidrogen dan potensial redoks, salinitas, bahan-bahan anorganik dan organik, gas-gas terlarlarut; b) faktor biotik  seperti kompetisi nutrien, bakteri dan fungi sebagai makanan organisme lainnya, vitamin, enzim dan antibiotika
Contoh penyakit serta cara penyebarannya melalui air
1. waterborne infection
Yaitu penyakit infeksi  yang disebabkan oleh bakteri patogen.penyakit infeki ini ditransmisikan melalui eksreta manusia dan binatang dan feses. Kontaminasi fekala pada sumber air menyebabkan beberapa mikroba tersebut hadior bersama air. Bila air yang telah terkontaminasi digunakan untuk minum, menyiapkan masakan maka kemungkinan akan menyebabakan infeksi.
2. Penyakit infeksi saluran pencernaan
Diare yang merupakan penyakit dimana penularanya bersifat fekal-oral. Penyakit ini dapat ditularkan melalui beberapa jalur, jalur melalui air dan jalur melalui alat-alat dapur yang  dicuci dengan air.
3. penyakit infeksi kulit dan penyakit lendir
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higien perorangan yang buruk. Angka kesakitan ini dapat ditekan dengen penyediaan air yang cukup bagi kebersihan  seseorang
4. Water-based disease
Cara penyebaran penyakit ini terjadi bila sebagian siklus hidup penyebaba penyakit memerlukan hospes perantara seperti siput air.
5. Water related insect vector
Cara penyebaran penyakit ini melalui serangga sebagai vektor perantara.
C. Pentebaran Penyakit Melalui Tanah
Jenis dan Distribusi Mikroba di Tanah
Golongan-golongan utama yang menyusun populasi mikroba taanah terdiri atas prokariotik (bakteri dan actinomycetes, fungi, algae, mikrofauna (protozoa dan archezoa), mezofauna (nemathoda) makrofauna (semut, cacing tanah, dan lainnya), dan mikrobiota (mycoplasma, virus, viroid dan prion). Jumlah mikroba tanah sangat tinggi, yakni berkisar 320.000-200.000 setiap gram tanah pasir, 360.000-600.000 bakteri setiap gram tanah lempeng, dan 2.000.000-200.000.000 bakteri setiap gram tanah subur. Actinomycetes terdiri dari 10-50% total populasi mikroba di dalam tanah. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, kompos, dan sedimen. Kelimpahan populai Actinomycetes di dalam tanah adalah terbesar kedua setelah bakteri, yakni rentang dari 500.000-100.000.000 propagul/gr tanah. Propagul adalah bagian dari suatu mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembang biak. Sementara populasi alga sekitar 3-300 kg/hektar.
Jumlah total protozoa antara 100.000 – 300.000 per gram tanah pada lapisan di atas 15cm dari permukaan. Populasi ini dapat berubah setiap hari. Jumlah paling sedikit adalah cilliata hanya di bawah 1.000 per gram tanah. Jumlah flagellata merupakan protozoa yang dominan dalam tanah, termasuk tanah asam. Biomassa protozoa dapat mencapai 5-20 gram per meter persegi. Sementara lebih dari 10.000 total spesies nematoda hanya lebih kurang 1000 spesies yang dapat ditemukan di dalam tanah dan 90% nematoda di temukan pada lapisan tanah atas sekitar 15 cm. Populasi nematoda lebih banyak terdapat  di dalam akar tanaman daripada di dalam tanah. biomassa arthropoda dalam tanah kurang dari 10%, sedangkan collembola di dapatkan lebih dari 10.000 individu per meter persegi tanah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Tanah
seperti halnya pada penyebaran mikroorganisme pada air dan udara, penyebaran mikroba di tanah juga dipengaruhi oleh faktor pH dan suhu tanah. Tanah yang bersifat asam dengan pH kurang dari 5,8 % lebih sedikit 50% terhidar dari serangan penyakit akibat Streptomycetes patogen, hal ini karena Streptomycetes scabies dipengaruhi pertumbuhannya pada pH dibawah 6,3.  Sedangkan pengaruh suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mokroorganisme seperti pada pertumbuhan Actinomycetes yang tumbuh sangat lambat pada suhu 5%  dan dapat diisolasi lebih banyak dari tanah yang lebih panas. Pertumbhan optimum pada suhu antara 28 – 37 0C, tetapi beberapa Actinomycetes tumbuh 55 – 65 0C di dalam kompos.
Penyinaran (radiasi) dari matahari berpengaruh besar terhadap kehidupan mikroorganisme di dalam tanah, dalam partikel tanah terdapat komponen-komponen anorganik antara lain elemen-elemen, pH, udara, air, sinar, sedangkan adalah komponen-komponen organik mereka merupakan faktor-faktor alam. antara lain hancuran dari sisa-sisa makhluk hidup.
Contoh Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui tanah
Salah satu penyakit yang penularannya melalui tanah adalah kaki pecah-pecah, hal ini disebabkan karena kaki terkena infeksi jamur. Infeksi jamur umumnya diawali dengan bercak merah gatal dan bersisik di kulit. Kemudian kulit dapat menebal dan retak. Penyebabnya bisa dikarenakan penderita tidak mengguanakan alas kaki, sehingga terjadi kontak langsung dengan tanah.
KAJIAN RELIGIUS
Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebagaiman dengan firman Allah dalam surat al-furqon ayat 2 yang berbunyi
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Allah memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit dan Allah pula yang menyembuhkan.  Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam alqur’an surat  Asy Syu’araa’:  ayat 78-80 yang artinya:
“ (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar