Data hingga saat ini menyebutkan
sudah terdapat 18 negara – yang kebanyakan terletak di kawasan Amerika Latin
dan Karibia antara lain : Brasil, Barbados, Kolombia, Ekuador, El Salvador,
French Guiana, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama,
Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname dan Venezuela, yang melaporkan
adanya kasus infeksi virus Zika ini.
Meski saat ini virus Zika belum
“menyerbu” Indonesia, namun pihak berwenang menghimbau agar masyarakat
Indonesia tetap mewaspadai terhadap kemungkinan terinfeksi dan terjadinya wabah
virus Zika. Karena ketika terjadi, akibatnya tidak bisa dipandang sebelah
mata.
Terutama, diduga kuat akan sangat
berdampak pada wanita yang sedang hamil.
Sedangkan hingga saat ini, vaksin
dan obat untuk virus Zika ini memang belum ada.
● Apa itu virus Zika ?
Virus Zika yang menyebabkan Penyakit
Zika sebenarnya pertama kali diketahui pada sekitar tahun 1950, terjadi di
daerah khatulistiwa Afrika dan Asia.
Virus Zika adalah merupakan sejenis virus dari keluarga
flaviviridae dan genus flavivirus.
Sebagaimana virus yang menyebabkan
penyakit Demam Berdarah ( DBD ), virus Zika dibawa dan disebarkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Di saat nyamuk Aedes yang membawa
Virus Zika ini menggigit dan kemudian menginfeksi, maka dapat menyebabkan
penyakit yang disebut dengan demam Zika atau penyakit Zika.
Menurut penelitian, demam Zika atau
Penyakit Zika ini memiliki keterkaitan dengan demam kuning dan virus Nil Barat
yang dibawa oleh flavivirus bawaan artropoda yang lain.
Pada 2014, virus Zika diketahui
menyebar ke timur, melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke
Pulau Paskah.
Kemudian pada tahun 2015, virus ini
menyebar ke Amerika Tengah, Karibia.
Pada awal tahun 2016 ini, virus Zika
telah menyebar ke wilayah Amerika Selatan dam menjadi wabah besar.
Hingga akhirnya CDC atau Pusat
Kontrol dan Pencegahan Penyakit negara Amerika Serikat mengeluarkan panduan
perjalanan yang menuju negara-negara yang telah tejangkit wabah virus Zika.
Termasuk panduan untuk langkah
pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda kehamilan bagi
wanita. CDC juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan (Level 2-Praktek
Peningkatan Kewaspadaan) bagi orang-orang yang bepergian ke daerah dan negara
tertentu di mana penularan virus Zika sedang berlangsung.
Badan kesehatan dari beberapa negara
lainnya juga telah mengeluarkan peringatan yang serupa.
Sebagai contoh, pada bulan Mei 2015,
Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) telah mengeluarkan peringatan
konfirmasi infeksi virus Zika ini di Brasil.
Wabah virus Zika di negara Brasil
dilaporkan hingga menyebabkan Sindrom Guillain Barre dan
menyebabkan wanita yang sedang hamil melahirkan bayi dengan cacat lahir dan
kualitas kehamilan yang buruk.
● Penyebaran dan penularan Virus Zika
Diketahui Virus Zika ini penyebaran
dan penularannya dibawa melalui gigitan Aedes Aegypti., nyamuk yang sama yang
menularkan virus penyakit demam berdarah dan penyakit Chikkungunya.
Nyamuk Aedes ini memiliki kebiasaan
bertelur di dan dekat air yang tergenang, seperti ember, mangkuk, piring hewan,
pot bunga dan vas.
Nyamuk Aedes ini lebih agresif
menggigit mangsa di siang hari.
Ketika nyamuk yang telah membawa dan
terinfeksi virus Zika ini “mencari makan “ dan menggigit orang, maka virus Zika
dengan serta merta dapat masuk dan menginfeksi orang yang tergigit.
Meski infeksi virus Zika
dianggap berbahaya bagi wanita hamil, dimana seorang ibu yang sudah terinfeksi
virus Zika di saat dekat waktu persalinannya diduga kuat dapat menularkan virus
Zika kepada bayinya di saat waktu kelahiran, namun sejauh ini kasus seperti ini
sangat jarang terjadi.
Demikian pula, belum terdapat
laporan tentang adanya bayi yang terinfeksi virus Zika melalui ASI yang dikunsumsinya.
Karena itu, ibu-ibu tetap disarankan untuk tetap menyusui bayinya, bahkan di
daerah di mana virus Zika ditemukan.
Dugaan lain yang juga masih
dipelajari secara mendalam tentang penularan virus Zika adalah
dimungkinkan dapat terjadi melalui proses transfusi darah dari pasien yang
telah terinfeksi atau melalui kontak seksual.
Hal ini disebabkan karena adanya
satu laporan dari kemungkinan penyebaran virus Zika tersebut melalui transfusi
darah dan satu laporan dari kemungkinan penyebaran virus melalui kontak
seksual.
● Gejala infeksi virus Zika
Pada orang yang telah tergigit dan
terinfeksi virus Zika, diketahui 1 dari 5 orang yang telah terinfeksi oleh
virus Zika ini menjadi sakit, disebut penyakit Zika atau demam
Zika.
Gejala yang paling umum dari
penyakit Zika adalah :
- Demam tubuh
- Munculnya ruam pada kulit
- Rasa nyeri pada sendi
- Konjungtivitis atau kondisi mata
yang menjadi merah.
- Sakit pada otot
- Sakit kepala
● Masa inkubasi virus Zika
Masa inkubasi atau waktu paparan
gejala dari penyakit virus Zika hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun
diduga, mungkin terjadi dalam beberapa hari sampai satu minggu.
Sebab gejala yang terjadi biasanya
berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu.
Virus Zika berada dalam darah orang
yang telah terinfeksi selama beberapa hari, tetapi dapat ditemukan lagi pada
beberapa orang.
Selama minggu pertama infeksi, virus
Zika dapat ditemukan dalam darah dan diteruskan dari orang yang terinfeksi ke
nyamuk lain melalui gigitan nyamuk.
Nyamuk yang telah terinfeksi
kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lainnya.
Penyakit Zika bisa dianggap sebagai
“penyakit ringan”, sebab pasien yang menderita penyakit Zika ini cukup jarang
yang ditemui dalam keadan parah dan membutuhkan perawatan intensif di rumah
sakit.
Demikian pula, yang hingga
menyebabkan kematian juga masih jarang ditemukan.
● Diagnosa untuk penyakit Zika
Secara umum gejala yang ditunjukkan
oleh penyakit Zika memang sangat mirip dengan gejala penyakit demam berdarah (
DBD ) atau penyakit Chikungunya. Sebab ketiga virus penyebab penyakit ini
memang dibawa dan disebar dan ditularkan oleh nyamuk yang sama.
Karena gejalanya yang memang mirip
tersebut, penyakit Zika cukup sulit untuk dapat “terbaca” oleh orang
awam.
Cara yang paling aman dan pasti untuk mendiagnosa penyakit
Zika ini adalah dengan memeriksakan diri ke dokter atau ahli medis.
Dimana dokter atau medis selanjutnya
akan melakukan tes darah untuk memastikan terjadinya infeksi virus Zika
ini.
● Pengobatan untuk penyakit Zika
Meski penyakit Zika ini
dikategorikan sebagai “penyakit ringan” namun yang menjadi masalah adalah baik
vaksin maupun obat untuk penyakit Zika ini belum ada. Baik untuk mengobati atau
mencegah infeksi virus Zika.
Karena itu untuk menangani pasien yang
menderita penyakit Zika ini, yang dapat dilakukan adalah dengan mengobati
gejalanya.
Beberapa langkah pengobatan penyakit
Zika yang disarankan adalah :
- Cukup beristirahat
- Banyak minum air putih untuk
mencegah kemungkinan terjadinya dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh )
- Bisa digunakan obat-obatan yang
berfungsi untuk meringankan demam dan sakit, misalnya obat jenis Acetaminophen
atau parasetamol.
- Sangat tidak disarankan untuk
mengkonsumsi Aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti
ibuprofen dan naproxen.
Obat Aspirin dan NSAID harus
dihindari untuk mengurangi risiko kemungkinan terjadinya perdarahan.
● Pencegahan penyebaran virus dan penyakit Zika ( demam Zika
)
Satu hal yang patut selalu diingat.
Hingga saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah penyakit virus Zika
(demam Zika). Karena itu tindakan-tindakan untuk pencegahan secara dini untuk
mengantisipasi penyebaran virus dan penyakit Zika ini sangat disarankan.
Beberapa langkah Pencegahan
penyebaran virus dan penyakit Zika ( demam Zika ) yang dapat dilakukan antara
lain :
- Sedapat mungkin menghindari dari
gigitan nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegypti, yang biasanya akan sangat aktif
menggigit di siang hari.
- Disarankan untuk menggunakan
penolak serangga.
Penolak atau pengusir seranggga yang
mengandung DEET, Picaridin, IR3535, dan beberapa minyak lemon Eucalyptus dan
dari produk para-mentana-diol diketahui dapat memberikan perlindungan tahan
lama. Namun produk yang mengandung minyak lemon Eucalyptus tidak disarankan
digunakan pada anak yang berusia di bawah tiga tahun.
- Jika anda termasuk orang yang
menggunakan produk tabir surya ( sunscreen protection), cara penggunaannya
adalah gunakan tabir surya terebih dulu, baru kemudian gunakan produk penolak
serangga.
- Jangan menyemprotkan obat nyamuk
pada kulit di bawah pakaian.
- Jika lingkungan anda positif
terkena wabah virus Zika, sangat disarankan untuk membersihkan pakaian ( dan
juga kain-kain yang digunakan ) dengan Permethrin.
- Mengenakan pakaian – baju, kemeja
atau celana – yang panjang akan menjadikan anda relatif lebih aman dari gigitan
nyamuk.
- Pasang kasa atau kawat pencegah
nyamuk pada ventilasi rumah
- Bila memungkinkan, gunakan AC
- Buang dan kosongkan tempat dan wadah yang dapat menyebabkan genangan air
- Buang dan kosongkan tempat dan wadah yang dapat menyebabkan genangan air
- Lakukan pula langkah-langkah yang
sama seperti langkah pencegahan nyamuk demam berdarah.
- Sebagai tindakan pencegahan
lainnya adalah untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sedang
terkena wabah virus Zika. Setidaknya menundanya beberapa saat hingga wabah bisa
benar-benar teratasi.
I. Mikroorganisme Dalam Air
a. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air
Air tanah mengandung zat organik dan zat anorganik yang merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Yang mana zat anorganik diperlukan oleh mikroorganisme autotrof dan zat organik diperlukan oleh mikroorganisme heterotrof. Temperatur juga menentukan populasi dalam air. Temperatur pada 30 C baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia.
Sinar matahari terutama sinar U.V dapat mematikan bakteri tetapi daya tembusnya sinar U.V kedalam air tidak seberapa.
Air sumur (tergantung pada lingkungan) umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes kedalam tanah telah tersaring oleh lapisan yang dilewatinya.
b. Air sebagai wahana penyakit menular
Di Indonesia yang beriklim tropis merupakan temperatur optimum sepanjang tahun. Air dialam terbuka selalu mengandung mikroorganisme termasuk bakteri patogen, meskipun bakteri patogen itu umumnya tidak bertahan lama didalam perairan bebas namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana berbagai penyakit seperti Disentri, tiphoid dan kolera.
Beberapa bakteri patogen yang dapat dibawa oleh air adalah :
- Salmonella typhosa : penyakit typhoid
- Salmonella paratyphi (A,B,C) : penyakit paratypoid
- Shigella dysentriae : disentri
- Vibrio comma : kolera
- Clostridium tetani : tetanus
II. Mikroorganisme Dalam Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik, bakteri diudara sebagai kontaminan yang tersebar diudara melalui butir-butir debu / residu tetesan air ludah yang kering.
Daya tahan jasad renik di udara :
Jasad renik yang terbawa debu dan inti tetesan akan kehilangan daya tahan dalam udara. Pada umumnya jasad renik diudara (misal : Mycobacterium tuberculosis) lebih tahan keadaannya daripada jasad renik yang biasa terdapat dalam air misal E.coli.
III. Mikroorganisme Dalam Air Susu
a. Macam bakteri yang terdapat di dalam air susu
Bakteri yang hampir selalu ada didalam air susu adalah bakteri penghasil asam susu yang kebanyakan dari familia Lactobacteriaceae terutama Streptococcus lactis terdapat dalam jumlah besar pada suhu 37-50 C yang dapat menguraikan laktosa menjadi asam susu.
Lactobacillus lactis, Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes juga memfermentasi laktosa. Bakteri juga menghasilkan CO2 , H dan asam organik yang mengganggu mutu air susu.
b. Saprobakteri
Adanya bakteri yang menguraikan protein dapat menyebabkan busuknya air susu, misal : Proteus, Bacillus, Clostridium, Sarcina yang mana pertumbuhan spesies-spesies tersebut dihambat asam susu yang dihasilkan karena kegiatan bakteri lain.
Susu yang berlendir mengandung Alcaligenes viscolactis dan beberapa spesies yang biasa ada di dalam usus besar. Susu berwarna biru disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea (berbiak cepat setelah air susu asam). Susu berwarna merah disebabkan oleh Serratia marcesceus atau spesies lain yang sejenis.
c. Bakteri Patogen
Air susu yang kemasukkan bibit penyakit menular merupakan sumber epidemi yang perlu pengawasan kesehatan lembu dan kesehatan pekerjanya. Bakteri patogen yang ada antara lain : Mycobacterium tuberculosis tipe bovine /human, Brucella abortus, Brucella melitensis, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus.
Penularan penyakit tersebut dapat dicegah dengan melakukan Pasteurisasi yang cermat dan jangan minum air susu yang masih mentah. Usaha pemerintah untuk mengamankan air susu adalah mengadakan pengawasan terhadap kebersihan kandang, kesehatan lembu, cara-cara memerah dan menjual air susu.
IV. Mikroorganisme Dalam Makanan
Bakteri Perusak Makanan :
Bakteri yang tumbuh didalam makanan mengubah makanan menjadi zat-zat organik yang berkurang energinya. Hasil metabolisme spesies-spesies tertentu digemari oleh manusia, misal : Sacharomyces cerevisiae menghasilkan alkohol, Acetobacter menghasilkan cuka.
Tetapi ada beberapa spesies yanh hasil metabolismenya merupakan eksotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila masuk pencernaan berupa gejala keracunan seperti sakit perut, muntah-muntah dan diare.
Beberapa bakteri dapat tumbuh serta berkembang biak dengan biakannya, jika Makanan yang dihinggapinya mempunyai pH, kelembaban dan temperatur yang menguntungkan bagi kehidupannya. Toksin yang dihasilkan dapat berupa enterotoksin yang mengganggu alat pencernaan atau berupa neurotoksin yang mengganggu urat syaraf.
Toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum mengganggu syaraf tepi. Dikenal racun Botulinum tipe A,B,C,D,E. Diduga Colstridium welchii dan Clostridium perfringens juga menghasilkan botulinum. Staphylococcus aureus menghasilkan toksin stapfilolisin yang menyebabkan gangguan perut. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan toksin asam bongkrek pada tempe bongkrek.
Makanan merupakan perantara yang baik bagi menularnya bakteri patogen misal : Disentri, tiphoid, kolera dsb. Dapat berjangkit pada seseorang setelah memakan makanan yang mengandung bibit penyakit. Adanya vektor seperti lalat, semut dan serangga lainnya dapat membawa bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhosa, Vibrio comma dsb.
V. Mikroorganisme Dalam Tanah
Tanah Sebagai medium :
Komponen-komponen anorganik dan organik merupakan substrat atau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan populasi campuran :
1. Protozoa : Amoeba, Flagellata, Ciliata.
2. Bakteri : Clostridium, Rhizobium dsb.
3. Algae : Algae biru, Algae hijau dan Diatom
4. Jamur : Tingkat rendah (jamur lendir, berbagai ragi) dan Rhycomycetes dan Ascomycetes.
Pada umumnya mikroorganisme tsb lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik. Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.
Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces.
EFEK LINGKUNGAN PADA KUMAN
Faktor-faktor lingkungan yang paling mempengaruhi populasi kuman yaitu : Kadar anaerob, suhu, adanya laktosa sebagai gula utama dan pH.
-Efek kuman pada susu
1. Menjadi asam
Susu mentah / dipasteurisasi akan asam bila disimpan lama, terutama akibat pembentukan asam laktat (S.lactis / Lactobacillus). Banyak hasil susu yang sengaja dibuat menjadi asam (pembuatan susu mentega), mentega krim asam, yoghurt dan keju.
Bila E.coli atau E.aerogenes berkembang biak terjadi peragian campuran terdiri asam dan Butilen glikol yang kadar keasaman lebih sedikit daripada kuman asam laktat tetapi menghasilkan pembentukan gas dan bau-bau yang tidak enak.
2. Peragian abnormal
Semua perubahan yang disebabkan aktivitas jasad renik yang lain daripada menjadi asam misal : Gas pada golongan ragi / kuman ; pigmen pada kuman berpigmen ; Gum ; Sekresi renin (enzim koagulasi protein)
Pengendalian kuman dalam susu
A. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui susu
Ada 2 kelompok :
- Penyakit yang ditularkan melalui binatang
- Penyakit yang ditularkan orang terkena infeksi
1. Penularan dari binatang.
- Tuberculosa dan demam bolak-balik (Brucella)
- Infeksi Streptococcus golongan A, Salmonella, Staphylococcus aureus, Coxiella burnetti (demam Q) , kuman dapat dikeluarkan dari ambing langsung kedalam susu dengan mencapai kepadatan 103 / ml atau lebih.
2. Penularan dari orang yang terkena infeksi
- Susu yang tidak ditangani secara bersih setiap waktu dapat tercemar oleh debu / droplet yang mengandung kuman patogen.
- Kemungkinan besar infeksi langsung dari pekerja susu yang sakit.
- Penyakit yang sering ditularkan melalui susu yang tercemar adalah demam tifoid, Salmonellosis, Disentri, TBC, infeksi Streptococcus, Hepatitis infeksiosa.
B. Pengendalian Kuman Patogen dalam susu
- Pasteurisasi pada suhu 62 C selama 30 menit.
- Beberapa hasil susu dapat disimpan dalam lemari pendingin lebih lama, bila sebelumnya dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk waktu yang sangat singkat (UHT) misal : 138 C selama 2 detik.
C. Standar Keamanan
Cara untuk menentukan apakah susu telah dipasteurisasi dengan baik adalah test Fosfatase. Penentuan kuantitatif aktivitas enzim Fosfatase dalam susu karena enzim lebih resisten daripada kuman patogen terhadap pasteurisasi. Susu juga dianalisa terhadap Koliform : MPN
MAKANAN
Sifat Lingkungan dan Populasi Kuman
a. Daging
Bagian dalam dari daging utuh biasanya steril kecuali bila binatang terinfeksi, Namun permukaan tercemar debu / penanganan pekerja, setiap jenis kuman yang dapat hidup pada organisme dapat ditemukan, termasuk yang berasal dari tanah, kotoran hewan dan manusia.
b. Daging Giling
Proses menggiling memasukkan kontaminan permukaan kedalam bagian dalam daging. Jumlah kuman pada daging giling begitu banyak mencapai jumlah 10 juta kuman / gram (jumlah maksimum).
c. Ikan
Secara umum sama dengan yang ada pada daging utuh tetapi populasi kuman banyak halofilik dan Psikrofilik dari laut. Fosforesensi ikan yang membusuk karena pertumbuhan kuman laut yang bercahaya pada permukaan (Achromobacter).
d. Kerang-kerangan
Tercemar pada masa penangkapan dan penjualan tetapi sebenarnya sudah mengandung kuman dari laut.
e. Buah-buahan dan Sayuran
Sayuran mudah tercemar permukaannya oleh kuman tanah. Buah-buahan mendapat kuman dari debu dan tangan-tangan pemetik. Jumlah sel kuman yang mengotori permukaan buah-buahan dan sayuran sangat luas variasinya. Misal :
– Permukaan daun sayuran yang tidak dicuci, jumlah kuman dapat setinggi 2 x 106 /g
– Permukaan tomat yang belum dicuci pernah ditemukan : 5 x 103 / cm. Pada tomat yang sudah dicuci : 4 – 7 x 102/ cm.
f. Telur
Kuman-kuman dapat masuk kedalam telur melalui ovarium / saluran telur yang terkena infeksi, bagian dalam telur biasanya steril. Permukaan telur segera tercemar setelah peneluran. Penetrasi dicegah oleh lapisan kering seperti getah pada permukaan. Kuman berasal dari tanah dan kotoran.
g. Roti
Tepung terigu pembuat roti mengandung KH polisakarida dan protein, lemak (ditambahkan dalam bentuk shortening). Hidrolisa polisakarida oleh sel ragi dan hidrolisa protein oleh enzim dalam tepung terigu merupakan campuran ideal bagi pertumbuhan kuman. Proses memanggang mematikan kuman tetapi tidak spora pada Bacillus, Clostridium dan jamur. Yang akan bertahan dan tumbuh menjadi biakan baru kecuali bila ditambahkan zat-zat pengawet.
-Efek lingkungan terhadap populasi kuman
Yang paling mempengaruhi pertumbuhan kuman adalah pH, air, potensial redoks, suhu, faktor-faktor yang memungkinkan penetrasi dan otolisa (mengakibatkan pencernaan polisakarida, protein dan lemak sehingga lebih mudah ditumbuhi kuman). Kadar cairan dari jenis-jenis makanan merupakan pembatasan yang utama bagi pertumbuhan kuman.
-Efek kuman pada makanan
Bakteriologi makanan dipusatkan pada pembusukan makanan dan penularan penyakit. Pembusukan adalah suatu proses yang menyebabkan makanan tidak pantas lagi untuk disantap oleh manusia. Bau-bau dan rasa tidak enak dihasilkan oleh kuman putrefactive, Jamur, beberapa jenis kuman yang menghasilkan lendir.
-Pengendalian kuman dalam makanan
Pencegahan Pembusukan dengan tindakan pengawetan :
1. Penyinaran dengan Sinar UV akan mengurangi pencemaran permukaan bahan makanan. Penyinaran dengan sinar gamma lebih efektif untuk memperpanjang masa simpan
2. Suhu rendah
3. Pengeringan
4. Panas pada suhu 121 C selama 15 menit untuk mematikan spora tahan panas.
5. Garam, konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan kuman tidak dapat tumbuh.
6. Gula, gula konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmotik yang terlalu tinggi untuk kebanyakan kuman, meskipun jamur masih dapat hidup.
7. Pengasapan
8. Pengawetan kimiawi
9. Asam
© Pengendalian Kuman dalam Air
Berhubungan dengan tindakan sanitasi. Ada 3 masalah dihadapi :
- Sanitasi air minum
- Sanitasi kolam renang
- Penyaringan air kotor
A. Sanitasi Air Minum
Persediaan air minum dikota-kota besar dengan disaring dan diberi klor 0,5 bagian klor bebas untuk 1 juta bagian air yang dapat mematikan kuman patogen enterik. Sebelum diberi klor, sebagian besar kuman biasanya sudah dibuang dengan penyaringan melalui lapisan pasir.
B. Sanitasi kolam renang
Kecepatan pertukaran jasad renik patogen antara orang-orang di kolam renang, maka sanitasi kolam renang penting, hal ini dapat diatasi dengan mempertahankan konsentrasi klor bebas 0,5 bagian untuk tiap satu juta bagian. Kuman Staphylococcus bertahan lama daripada Koliform.
C. Penyaringan Air kotor
1. Penyaringan
2. Pembentukan endapan
3. Pencernaan Sludge
4. Pembuangan supernatan
a. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air
Air tanah mengandung zat organik dan zat anorganik yang merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Yang mana zat anorganik diperlukan oleh mikroorganisme autotrof dan zat organik diperlukan oleh mikroorganisme heterotrof. Temperatur juga menentukan populasi dalam air. Temperatur pada 30 C baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia.
Sinar matahari terutama sinar U.V dapat mematikan bakteri tetapi daya tembusnya sinar U.V kedalam air tidak seberapa.
Air sumur (tergantung pada lingkungan) umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes kedalam tanah telah tersaring oleh lapisan yang dilewatinya.
b. Air sebagai wahana penyakit menular
Di Indonesia yang beriklim tropis merupakan temperatur optimum sepanjang tahun. Air dialam terbuka selalu mengandung mikroorganisme termasuk bakteri patogen, meskipun bakteri patogen itu umumnya tidak bertahan lama didalam perairan bebas namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana berbagai penyakit seperti Disentri, tiphoid dan kolera.
Beberapa bakteri patogen yang dapat dibawa oleh air adalah :
- Salmonella typhosa : penyakit typhoid
- Salmonella paratyphi (A,B,C) : penyakit paratypoid
- Shigella dysentriae : disentri
- Vibrio comma : kolera
- Clostridium tetani : tetanus
II. Mikroorganisme Dalam Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik, bakteri diudara sebagai kontaminan yang tersebar diudara melalui butir-butir debu / residu tetesan air ludah yang kering.
Daya tahan jasad renik di udara :
Jasad renik yang terbawa debu dan inti tetesan akan kehilangan daya tahan dalam udara. Pada umumnya jasad renik diudara (misal : Mycobacterium tuberculosis) lebih tahan keadaannya daripada jasad renik yang biasa terdapat dalam air misal E.coli.
III. Mikroorganisme Dalam Air Susu
a. Macam bakteri yang terdapat di dalam air susu
Bakteri yang hampir selalu ada didalam air susu adalah bakteri penghasil asam susu yang kebanyakan dari familia Lactobacteriaceae terutama Streptococcus lactis terdapat dalam jumlah besar pada suhu 37-50 C yang dapat menguraikan laktosa menjadi asam susu.
Lactobacillus lactis, Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes juga memfermentasi laktosa. Bakteri juga menghasilkan CO2 , H dan asam organik yang mengganggu mutu air susu.
b. Saprobakteri
Adanya bakteri yang menguraikan protein dapat menyebabkan busuknya air susu, misal : Proteus, Bacillus, Clostridium, Sarcina yang mana pertumbuhan spesies-spesies tersebut dihambat asam susu yang dihasilkan karena kegiatan bakteri lain.
Susu yang berlendir mengandung Alcaligenes viscolactis dan beberapa spesies yang biasa ada di dalam usus besar. Susu berwarna biru disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea (berbiak cepat setelah air susu asam). Susu berwarna merah disebabkan oleh Serratia marcesceus atau spesies lain yang sejenis.
c. Bakteri Patogen
Air susu yang kemasukkan bibit penyakit menular merupakan sumber epidemi yang perlu pengawasan kesehatan lembu dan kesehatan pekerjanya. Bakteri patogen yang ada antara lain : Mycobacterium tuberculosis tipe bovine /human, Brucella abortus, Brucella melitensis, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus.
Penularan penyakit tersebut dapat dicegah dengan melakukan Pasteurisasi yang cermat dan jangan minum air susu yang masih mentah. Usaha pemerintah untuk mengamankan air susu adalah mengadakan pengawasan terhadap kebersihan kandang, kesehatan lembu, cara-cara memerah dan menjual air susu.
IV. Mikroorganisme Dalam Makanan
Bakteri Perusak Makanan :
Bakteri yang tumbuh didalam makanan mengubah makanan menjadi zat-zat organik yang berkurang energinya. Hasil metabolisme spesies-spesies tertentu digemari oleh manusia, misal : Sacharomyces cerevisiae menghasilkan alkohol, Acetobacter menghasilkan cuka.
Tetapi ada beberapa spesies yanh hasil metabolismenya merupakan eksotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila masuk pencernaan berupa gejala keracunan seperti sakit perut, muntah-muntah dan diare.
Beberapa bakteri dapat tumbuh serta berkembang biak dengan biakannya, jika Makanan yang dihinggapinya mempunyai pH, kelembaban dan temperatur yang menguntungkan bagi kehidupannya. Toksin yang dihasilkan dapat berupa enterotoksin yang mengganggu alat pencernaan atau berupa neurotoksin yang mengganggu urat syaraf.
Toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum mengganggu syaraf tepi. Dikenal racun Botulinum tipe A,B,C,D,E. Diduga Colstridium welchii dan Clostridium perfringens juga menghasilkan botulinum. Staphylococcus aureus menghasilkan toksin stapfilolisin yang menyebabkan gangguan perut. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan toksin asam bongkrek pada tempe bongkrek.
Makanan merupakan perantara yang baik bagi menularnya bakteri patogen misal : Disentri, tiphoid, kolera dsb. Dapat berjangkit pada seseorang setelah memakan makanan yang mengandung bibit penyakit. Adanya vektor seperti lalat, semut dan serangga lainnya dapat membawa bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhosa, Vibrio comma dsb.
V. Mikroorganisme Dalam Tanah
Tanah Sebagai medium :
Komponen-komponen anorganik dan organik merupakan substrat atau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan populasi campuran :
1. Protozoa : Amoeba, Flagellata, Ciliata.
2. Bakteri : Clostridium, Rhizobium dsb.
3. Algae : Algae biru, Algae hijau dan Diatom
4. Jamur : Tingkat rendah (jamur lendir, berbagai ragi) dan Rhycomycetes dan Ascomycetes.
Pada umumnya mikroorganisme tsb lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik. Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.
Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces.
EFEK LINGKUNGAN PADA KUMAN
Faktor-faktor lingkungan yang paling mempengaruhi populasi kuman yaitu : Kadar anaerob, suhu, adanya laktosa sebagai gula utama dan pH.
-Efek kuman pada susu
1. Menjadi asam
Susu mentah / dipasteurisasi akan asam bila disimpan lama, terutama akibat pembentukan asam laktat (S.lactis / Lactobacillus). Banyak hasil susu yang sengaja dibuat menjadi asam (pembuatan susu mentega), mentega krim asam, yoghurt dan keju.
Bila E.coli atau E.aerogenes berkembang biak terjadi peragian campuran terdiri asam dan Butilen glikol yang kadar keasaman lebih sedikit daripada kuman asam laktat tetapi menghasilkan pembentukan gas dan bau-bau yang tidak enak.
2. Peragian abnormal
Semua perubahan yang disebabkan aktivitas jasad renik yang lain daripada menjadi asam misal : Gas pada golongan ragi / kuman ; pigmen pada kuman berpigmen ; Gum ; Sekresi renin (enzim koagulasi protein)
Pengendalian kuman dalam susu
A. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui susu
Ada 2 kelompok :
- Penyakit yang ditularkan melalui binatang
- Penyakit yang ditularkan orang terkena infeksi
1. Penularan dari binatang.
- Tuberculosa dan demam bolak-balik (Brucella)
- Infeksi Streptococcus golongan A, Salmonella, Staphylococcus aureus, Coxiella burnetti (demam Q) , kuman dapat dikeluarkan dari ambing langsung kedalam susu dengan mencapai kepadatan 103 / ml atau lebih.
2. Penularan dari orang yang terkena infeksi
- Susu yang tidak ditangani secara bersih setiap waktu dapat tercemar oleh debu / droplet yang mengandung kuman patogen.
- Kemungkinan besar infeksi langsung dari pekerja susu yang sakit.
- Penyakit yang sering ditularkan melalui susu yang tercemar adalah demam tifoid, Salmonellosis, Disentri, TBC, infeksi Streptococcus, Hepatitis infeksiosa.
B. Pengendalian Kuman Patogen dalam susu
- Pasteurisasi pada suhu 62 C selama 30 menit.
- Beberapa hasil susu dapat disimpan dalam lemari pendingin lebih lama, bila sebelumnya dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk waktu yang sangat singkat (UHT) misal : 138 C selama 2 detik.
C. Standar Keamanan
Cara untuk menentukan apakah susu telah dipasteurisasi dengan baik adalah test Fosfatase. Penentuan kuantitatif aktivitas enzim Fosfatase dalam susu karena enzim lebih resisten daripada kuman patogen terhadap pasteurisasi. Susu juga dianalisa terhadap Koliform : MPN
MAKANAN
Sifat Lingkungan dan Populasi Kuman
a. Daging
Bagian dalam dari daging utuh biasanya steril kecuali bila binatang terinfeksi, Namun permukaan tercemar debu / penanganan pekerja, setiap jenis kuman yang dapat hidup pada organisme dapat ditemukan, termasuk yang berasal dari tanah, kotoran hewan dan manusia.
b. Daging Giling
Proses menggiling memasukkan kontaminan permukaan kedalam bagian dalam daging. Jumlah kuman pada daging giling begitu banyak mencapai jumlah 10 juta kuman / gram (jumlah maksimum).
c. Ikan
Secara umum sama dengan yang ada pada daging utuh tetapi populasi kuman banyak halofilik dan Psikrofilik dari laut. Fosforesensi ikan yang membusuk karena pertumbuhan kuman laut yang bercahaya pada permukaan (Achromobacter).
d. Kerang-kerangan
Tercemar pada masa penangkapan dan penjualan tetapi sebenarnya sudah mengandung kuman dari laut.
e. Buah-buahan dan Sayuran
Sayuran mudah tercemar permukaannya oleh kuman tanah. Buah-buahan mendapat kuman dari debu dan tangan-tangan pemetik. Jumlah sel kuman yang mengotori permukaan buah-buahan dan sayuran sangat luas variasinya. Misal :
– Permukaan daun sayuran yang tidak dicuci, jumlah kuman dapat setinggi 2 x 106 /g
– Permukaan tomat yang belum dicuci pernah ditemukan : 5 x 103 / cm. Pada tomat yang sudah dicuci : 4 – 7 x 102/ cm.
f. Telur
Kuman-kuman dapat masuk kedalam telur melalui ovarium / saluran telur yang terkena infeksi, bagian dalam telur biasanya steril. Permukaan telur segera tercemar setelah peneluran. Penetrasi dicegah oleh lapisan kering seperti getah pada permukaan. Kuman berasal dari tanah dan kotoran.
g. Roti
Tepung terigu pembuat roti mengandung KH polisakarida dan protein, lemak (ditambahkan dalam bentuk shortening). Hidrolisa polisakarida oleh sel ragi dan hidrolisa protein oleh enzim dalam tepung terigu merupakan campuran ideal bagi pertumbuhan kuman. Proses memanggang mematikan kuman tetapi tidak spora pada Bacillus, Clostridium dan jamur. Yang akan bertahan dan tumbuh menjadi biakan baru kecuali bila ditambahkan zat-zat pengawet.
-Efek lingkungan terhadap populasi kuman
Yang paling mempengaruhi pertumbuhan kuman adalah pH, air, potensial redoks, suhu, faktor-faktor yang memungkinkan penetrasi dan otolisa (mengakibatkan pencernaan polisakarida, protein dan lemak sehingga lebih mudah ditumbuhi kuman). Kadar cairan dari jenis-jenis makanan merupakan pembatasan yang utama bagi pertumbuhan kuman.
-Efek kuman pada makanan
Bakteriologi makanan dipusatkan pada pembusukan makanan dan penularan penyakit. Pembusukan adalah suatu proses yang menyebabkan makanan tidak pantas lagi untuk disantap oleh manusia. Bau-bau dan rasa tidak enak dihasilkan oleh kuman putrefactive, Jamur, beberapa jenis kuman yang menghasilkan lendir.
-Pengendalian kuman dalam makanan
Pencegahan Pembusukan dengan tindakan pengawetan :
1. Penyinaran dengan Sinar UV akan mengurangi pencemaran permukaan bahan makanan. Penyinaran dengan sinar gamma lebih efektif untuk memperpanjang masa simpan
2. Suhu rendah
3. Pengeringan
4. Panas pada suhu 121 C selama 15 menit untuk mematikan spora tahan panas.
5. Garam, konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan kuman tidak dapat tumbuh.
6. Gula, gula konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmotik yang terlalu tinggi untuk kebanyakan kuman, meskipun jamur masih dapat hidup.
7. Pengasapan
8. Pengawetan kimiawi
9. Asam
© Pengendalian Kuman dalam Air
Berhubungan dengan tindakan sanitasi. Ada 3 masalah dihadapi :
- Sanitasi air minum
- Sanitasi kolam renang
- Penyaringan air kotor
A. Sanitasi Air Minum
Persediaan air minum dikota-kota besar dengan disaring dan diberi klor 0,5 bagian klor bebas untuk 1 juta bagian air yang dapat mematikan kuman patogen enterik. Sebelum diberi klor, sebagian besar kuman biasanya sudah dibuang dengan penyaringan melalui lapisan pasir.
B. Sanitasi kolam renang
Kecepatan pertukaran jasad renik patogen antara orang-orang di kolam renang, maka sanitasi kolam renang penting, hal ini dapat diatasi dengan mempertahankan konsentrasi klor bebas 0,5 bagian untuk tiap satu juta bagian. Kuman Staphylococcus bertahan lama daripada Koliform.
C. Penyaringan Air kotor
1. Penyaringan
2. Pembentukan endapan
3. Pencernaan Sludge
4. Pembuangan supernatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar